• Nikmat Allah
    Information
    Dr Mohd Asri Bin Zainul Abidin | 25 April 2024
    Antara kesalahan insan apabila dia menganggap nikmat ALLAH itu hanya pada pakaian, makanan, tempat tinggal, kenderaan, harta dan duit sahaja. Dia lupa bahawa segala yang ada pada dirinya itu merupakan nikmat ALLAH. Samada yang zahir ataupun yang batin. Kesihatan, keamanan, keselamatan, kesembuhan, cinta, kasih, akal, ilmu pengetahuan, anak isteri dan seumpamanya merupakan nikmat yang besar yang tidak ternilai dengan harta dan wang. Lebih besar daripada itu; iman,... Baca Seterusnya

Perkuat Kerjasama Dalam Tataran Ruhiyah

Perkuat Kerjasama Dalam Tataran Ruhiyah

PERLIS, Suara Muhammadiyah - Rapat kerja diawali dengan seminar Internasional yang bertemakan Penguatan Ketarjihan, Tajdid dan Problem-Problem Dakwah Kontemporer. Mufti Kerajaan Perlis Malaysia Prof Datok Arif Perkasa menyampaikan dalam kesempatan tersebut tentang tantangan dakwah yang dihadapi umat. Kerjasama dan persatuan menjadi modal dasar dalam menghadapi tantangan yang dimaksud. Belakangan ini umat Islam terjebak dengan perbedaan metode dan aliran pemikiran keagamaan, yang berakhir pada pola fikir merasa paling benar, dan yang lain salah. Melihat fenomena ini, Dr. Maza berharap Muhammadiyah bisa menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada sehingga perbedaan yang ada bisa dirajut menjadi kekuatan. Pada pemaparannya beliau menyampaikan tantangan dakwah yang dihadapi umat. Kerjasama dan persatuan menjadi modal dasar dalam menghadapi cabaran yang dimaksud

Selain dari Datuk Prof Dr Maza, Ustaz Dr. Arifin Ismail Ph.D,   Dosen Universitas Muhammadiyah  Perlis dan Dr. Afrizal Nur Ketua Koordinator Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau bidang Tarjih dan Tajdid juga bertindak sebagai narasumber. Dr. Agustiar, M.Ag, selaku ketua panitia menyebutkan bahwa rapat kerja yang dilaksanakan selama  tiga hari tersebut bertujuan untuk merancang kegiatan selama lima tahun kedepan yang dibreakdown dari program yang sudah dirancang Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dr. Yusri Rasul selaku Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah pada sambutannya berharap seminar yang dilaksanakan ini dapat membuka cakrawala para asatidz dan asatidzah dalam memahami dan menghadapi tantangan global. 

Seminar Internasional yang dilaksanakan di negara bagian Perlis Malaysia ini turut dihadiri oleh unsur-unsur Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Riau, Dr. Hj. Hikmani, dan beberapa anggotanya, Dr. Santoso selaku Ketua Lembaga Dakwah Komunitas, Dr. Sahrullah selaku Ketua Majelis Tabligh PWM Riau, beberapa utusan Pimpinan Daerah dan Cabang Muhammadiyah di Kuansing, Siak, Kampar, Rohul dan Pekanbaru. Turut dihadiri juga oleh perwakilan penasihat PCIM Malaysia,  Ustadz Dr. Muhammad Arif, wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Malaysia di Perlis, dan  Wakil Rektor Kuips. 

Kegiatan ini mendapat support sepenuhnya dari Mufti Perlis berupa penyediaan akomokadasi, konsumsi dan transportasi selama berada di Perlis. Dan juga didukung oleh Rektor UMRI (Universitas Muhammadiyah Riau) Dr. Saidul Amin, MA. Dan juga dari pihak Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Pekanbaru Riau serta Pimpinan Wilayah Aisyiyah.

Prof. Dato' Dr. Muhammad Asri Zainul Abidin, Mufti Kerajaan Perlis selaku keynote speaker menyampaikan pesan agar gerakan dakwah di Indonesia dan Malaysia semakin di perkuat dalam tataran ruhiyah. Dakwah Islam di wilayah Asia Tenggara sekarang memiliki tantangan baru seiring dengan perkembangan sosial yang signifikan. Persoalan ideologis, adalah tantangan besar yang   sangat mengkhawatirkan. Gerakan pluralisme, atheisme dan hedonisme saat ini mengepung keberadaan Islam di wilayah Asia Tenggara. Mufti Perlis yang dikenal dengan Dato' Maza merekomendasikan agar dibangun sinergitas lintas gerakan di diantara kedua negara, Indonesia dan Malaysia. Sinergitas ini akan terbangun bila diantara gerakan dapat saling menerima, berta'awun dan bertasamuh. 

Dato' Maza dalam kesempatan itu juga berpesan agar kader dakwah Muhammadiyah senantiasa menjaga keikhlasan hati. Dakwah, kata beliau, bukanlah soal sekedar aktifitas, tetapi dakwah adalah persoalan meninggikan kalimat Allah di atas segalanya. Dewasa ini banyak kader dakwah hanya berorientasi pasar, yang penting dia laku dan dikenal jamaah, namun kajian mereka sering kali kosong dari ruh dakwah yang sesungguhnya. Hal ini terjadi karena dakwah tidak dilandasi oleh motivasi ilahiyah yang sakral dan agung.

Diskusi yang dimoderatori Mohammad Abdi Almaktsur MA terasa hangat dengan adanya tanggapan dari beberepa peserta berkaitan dengan urgensi pembaharuan manhaj dalam menyelesaikan persoalan Umat dengan tetap berpedoman pada siroh Nabawiyah. Mufti Perlis menjelaskan point-point penting yang harus dipersiapkan  untuk menjawab persoalan umat di tingkat global, diantara persoalan yang muncul secara masif  meningkatnya prosentase atheis di bebarapa negara mayoritas Muslim. Muhammadiyah sebagai organisasi Islam memiliki peran strategis dalam menyelesaikan persoalan persoalan yang muncul. 

Pada malam harinya dilakukan Rapat Kerja Wilayah Majelis Tarjih PWM Riau. Dalam rapat Kerja tersebut disepakati beberapa program unggulan MTT diantaranya, penguatan sosialisasi  HPT, penggalian wacana terkait persoalan ketarjihan, dan pelatihan metode Tarjih, pendirian PUTM dan perlunya penguatan Pesantren Muhammadiyah. Rakerwil ini dihadiri unsur, Pengurus MTT wilayah, unsur PDM dari beberapa daerah, unsur pimpinan PWM dan unsur PWA.

Setelah melaksanakan rapat kerja di Perlis agenda berikutnya membersamai Pimpinan Wilayah Aisyiyah Riau berdiskusi bersama Datok Dr .Zuraida binti Kamaruddin, Menteri perindustrian dan komuditas Malaysia 2021 sampai 2022. Pada pertemuan di Kuala Lumpur Malaysia ini Pimpinan Wilayah Aisyiyah Riau, Majlis Ekonomi menyerahkan Proposal Bisnis Plan. Proposal bisnis ini dibuat atas anjuran dan arahan dari Datok Zuraida, diharapkan kedepan Majlis Ekonomi Pimpinan Wilayah Aisyiyah Riau bisa membangun bisnis di tingkat global. 

Jamuan dan sambutan hangat Datok Zuraida yang didasari ukhuwah Islamiyah dan diikat dengan aqidah yang sama, memunculkan semangat yang sama untuk membangun ekonomi umat, karena Datok Zuraida menyampaikan dalam candanya  bahwa dakwah butuh Fulus. Jika tak ada fulus maka siap siap untuk dibungkus. Suasana terasa lebih hangat ketika Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah dan Aisyiyah Malaysia ikut serta dalam diskusi ini.  PCI Muhammadiyah dan Aisyiyah Malaysia diharapkan bisa menjadi penguat untuk terjalinnya kerjasama antar bangsa baik Muhammadiyah ataupun  Aisyiyah .

Sumber : Suaramuhamadiyah
 

JABATAN MUFTI

PAUTAN KERAJAAN

PAUTAN DALAMAN

STATISTIK

Hari Ini 1178
Semalam 982
Minggu Ini 3250
Bulan Ini 21146

Keseluruhan 3093439

   Masa Capaian : 0.83 saat    Kemaskini :  09/12/2024