Darjat hadis letak tangan atas kepala ketika baca empat ayat akhir Surah al-Hasyr
Soalan:
Ustaz apakah darjat hadis ini?
Khatib Al-Baghdadi dalam kitab Tarikh-nya, dari Idris bin Abdul Karim Al-Haddad, dia berkata;
قرأت على خلف فلما بلغت هذه الآية { لو أنزلنا هذا القرآن على جبل } قال : ضع يدك على رأسك فإني قرأت على سليم فلما بلغت هذه الآية قال : ضع يدك على رأسك فإني قرأت على الأعمش فلما بلغت هذه الآية قال : ضع يدك على رأسك فإني قرأت على يحيى بن وثاب فلما بلغت هذه الآية قال : ضد يدك على رأسك فإني قرأت على علقمة والأسود فلما بلغت هذه الآية قال : ضع يدك على رأسك فإنا قرأنا على عبد الله فلما بلغنا هذه الآية قال : ضعا أيديكما على رؤوسكما فإني قرأت على النبي صلى الله عليه وسلم فلما بلغت هذه الآية قال لي : ضع يدك على رأسك فإن جبريل لما نزل بها إلي قال لي : ضع يدك على رأسك فإنها شفاء من كل داء إلا السأم والسأم الموت
"Saya membaca pada Khalaf, setelah saya sampai pada ayat ‘law anzalnaa haadza al-qur’aana’ dia berkata: Letakkan tanganmu di atas kepalamu karena saya membaca pada A’masy, setelah saya sampai ayat ini dia berkata: Letakkan tanganmu di atas kepalamu karena saya membaca pada Yahya bin Watsab, setelah saya sampai ayat ini dia berkata: Letakkan tanganmu karena saya membaca pada Alqamah dan Aswad, setelah saya sampai ayat ini dia berkata: Letakkan tanganmu di atas kepalamu karena kami membaca pada Abdullah, setelah kami sampai ayat ini dia berkata: Letakkan tangan kalian berdua di atas kepala kalian karena saya membaca pada Nabi SAW, setelah saya sampai ayat ini baginda berkata: Letakkan tanganmu di atas kepalamu karena Jibril ketika menurunkan ayat ini padaku, dia kata padaku: Letakkan tanganmu di atas kepalamu karena itu adalah ubat dari segala penyakit kecuali kematian."
Jawapan:
Hadis yang ditanya dinukilkan oleh al-Alusi dalam tafsirnya Ruh al-Ma‘ani 14/257. Demikian juga al-Suyuti dalam kitabnya al-Durr al-Manthur 8/121. Kedua-dua mereka menyatakan hadis ini diriwayatkan oleh al-Khatib al-Baghdadi dalam kitabnya Tarikh Baghdad.
Suatu yang masyhur dalam kalangan ulama hadis, jika terdapat riwayat yang hanya terdapat dalam kitab Tarikh Baghdad tulisan al-Khatib al-Baghdadi, maka ia menunjukkan riwayat tersebut adalah daif (lemah).
Sidiy ‘Abdullah bin al-Hajj Ibrahim al-‘Alawi al-Sanqiti menyebut dalam Manzumah Tal‘ah al-Anwar, bait ke-74:
وَمَا نُمِي لـعَق وعَد وخَط وكِر - ومُسندِ الفردوس ضعفُه شُهِر
Maksudnya: “Dan apa-apa (riwayat) yang disandarkan kepada al-‘Uqaili, Ibn ‘Adi, al-Khatib al-Baghdadi, Ibn ‘Asakir dan kitab Musnad al-Firdaus, maka kedhaifannya suatu yang masyhur (dalam kalangan ulama).”