MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Didampingi Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fathurrahman Kamal, Rektor Kolej Universiti Islam Perlis (KUIPs) Muhammad Rozalimi Ramle tiba di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta pada Kamis (2/3).
Pada kesempatan tersebut, Ramle mengungkapkan bahwa ini merupakan pertama kalinya ia menginjak bumi Yogyakarta.
“Ini pertama kalinya saya sampai di bumi Yogyakarta. Tapi Yogyakarta ini namanya saya sering dengar, karena ia merupakan tempat tokoh yang besar. Dan saya tidak menyangka ternyata masjid ini yang saya tonton di film Sang Pencerah,” ungkap Ramle.
Dalam Tabligh Akbar yang bertajuk “Persatuan Umat (Tauhid al-Ummah), Ramle menjelaskan bahwa dalam bahasa Melayu, kata persatuan berarti organisasi, sehingga dalam bahasa Melayu tajuknya berarti kesatuan umat. Ramle mengatakan bahwa umat islam berasas pada wahyu yang turun dari langit dan berada pada landasan yang sama.
“Karena umat islam ini berasas pada wahyu yang turun dari langit. Al Qur’an itu satu. As Sunnah itu satu, Allah ‘Azza wa Jalla itu satu, Nabi Muhammadiyah itu juga seorang. Maka itu kita berada pada landasan yang sama,” terangnya.
Berdasarkan QS. Ali Imran aat 103, Ramle menjelaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada umat manusia untuk bersatu dan tidak berpecah belah. Hal ini lantaran perpecahan merupakan suatu perkara yang dapat melemahkan umat.
“Kalau di Malaysia itu disebabkan perbedaan aliran pemikiran kita berpecah. Disebabkan perbedaan madzhab kita berpecah, disebabkan politik kita berpecah. Maka karena itu, umat islam perlu bermuhasabah diri balik,” tutur Ramle.
Ia menyebutkan dalam syariat islam, Nabi Muhammad telah mensyariatkan beberapa perkara untuk menghalangi perpecahan itu terjadi.
لاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَ تَنَاجَشُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ
“Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling menipu, janganlah saling membenci, janganlah saling membelakangi (mengisolir), dan janganlah sebagian kalian menjual sesuatu di atas penjualan sebagian yang lain” (HR. Muslim)
Maksud hasad yaitu penyakit jiwa. Nabi Muhammad mengetahui bahwa hasad sendiri merupakan penyakit umat yang diibaratkan dengan pisau cukur yang mana selalu mencukur kebaikan.
Disebutnya, apabila hasad tertanam dalam diri, maka akan sulit umat untuk bersatu.
Sumber : https://muhammadiyah.or.id/